Bab 2 dari buku : Masa Lalu Uang Dan Masa Depan Dunia, Terjemahan dari artikel : Andrew Hitchcock , www.iamthewitness.com dan pustaka pohon bodhi
Para
ekonom senantiasa membohongi publik bahwa resesi dan depresi adalah bagian
alami dari siklus bisnis. Namun kenyataan yang sebenarnya tidaklah seperti itu.
Resesi dan depresi selalu terjadi bila Bank Sentral memanipulasi jumlah uang
beredar, yang tujuan akhirnya adalah memastikan semakin banyak kekayaan yang
ditransfer dari masyarakat ke tangan mereka. Bank Sentral sendiri merupakan
metamorfasa dari pedagang uang di zaman dahulu…
48
S.M. : Julius Caesar mengambil kembali hak untuk untuk membuat koin emas dari
tangan pedagang uang di zamannya untuk kepentingan masyarakat. Dengan suplai
uang baru yang berlimpah, dia memulai banyak proyek konstruksi dan pekerjaan
umum. Dengan jumlah uang yang banyak, Caesar memenangkan hati dari rakyatnya.
Tetapi
para pedagang uang membencinya dan karena itu Caesar dibunuh. Setelah kematian
Caesar, suplai uang berkurang, pajak naik, demikian juga korupsi.
Pada
akhirnya suplai uang di Roma berkurang sampai 90%, yang menyebabkan rakyat
jelata kehilangan tanah dan rumahnya.
30 :
Yesus Kristus (Isa Al Masih)untuk pertama kalinya menggunakan kekerasan
untuk mengusir para pedagang uang keluar dari bait Allah.
Ketika
orang Yahudi membayar pajak Ibadah di Yerusalem, mereka harus membayar dengan
koin khusus, setengah shekel (setengah ounce perak murni) Koin jenis itu adalah
satu-satunya koin perak murni tanpa gambar Raja, karenanya bagi Yahudi itu
adalah satu-satunya koin yang bisa diterima oleh Tuhan.
Sayangnya
koin ini jumlahnya tidak banyak, para pedagang uang mengumpulkan hampir semuanya,
dan harga dari koin ini menjadi sangat mahal karenanya. Mereka memaksa
orang-orang Yahudi untuk membayar mahal koin ini dan mendapatkan keuntungan
yang besar.
Yesus
mengusir para pedagang uang ini karena tindakan monopoli mereka yang merusak
kesucian rumah Allah. Beberapa hari kemudian, Yesus disalib.
1024 :
Para pedagang uang memegang kendali suplai uang di Inggris dan secara umum
disebut sebagai tukang emas. Uang kertas mulai diedarkan dalam bentuk kwitansi
deposit emas dari masyarakat kepada para tukang emas karena kebanyakan orang
menyimpan emas mereka kepada tukang emas. Kertas-kertas kwitansi ini pun mulai
diperdagangkan dan digunakan dalam perdagangan sehari-hari karena lebih nyaman
dan mudah dibawa daripada koin emas dan perak.
Lama
kelamaan para tukang emas ini memperhatikan bahwa hanya sebagian kecil dari
para deposannya yang akan datang mengambil kembali emas mereka, dan mereka
mulai mengambil keuntungan dari sistem ini. Mereka mengedarkan lebih banyak
kwitansi daripada emas yang sebenarnya mereka miliki dan tidak ada orang yang
benar-benar menyadari tindakannya. Para tukang emas meminjamkan emas dalam
bentuk kwitansi melebihi emas yang sebenarnya mereka miliki dan menagih bunga
atas pinjamannya kepada orang-orang.
Ini
adalah awal lahirnya sistem yang kita sebut sebagai Fractional Reserve Banking,
sistem di mana para tukang emas bisa meminjamkan lebih banyak uang daripada
yang sebenarnya mereka miliki. Perlahan-lahan kepercayaan diri mereka terus
bertambah dan akhirnya mereka bahkan bisa meminjamkan 10 kali lipat uang (emas)
yang mereka miliki di deposit.
Para
tukang emas ini juga menemukan bahwa dengan mengendalikan suplai uang di sebuah
masyarakat, mereka bisa menciptakan siklus ekonomi dengan mempermudah dan
mempersulit pinjaman secara berkala.
Caranya
adalah pada suatu ketika mempermudah pinjaman kepada orang-orang, menyebabkan
jumlah uang beredar bertambah di masyarakat, kemudian berpindah ke mempersulit
ataupun menghentikan pinjaman kepada orang-orang, mengambil kembali suplai uang
yang beredar dan menyebabkan sebagian orang kesulitan membayar.
Mengapa
mereka melakukan ini? Sederhana saja, akibat dari siklus ini adalah akan ada
sebagian orang yang tidak sanggup membayar. Karena tidak bisa mendapatkan
pinjaman baru, orang-orang yang tidak sanggup membayar ini akan menyatakan
bangkrut dan dipaksa menjual aset-aset mereka kepada para tukang emas dengan
harga murah.
Sampai
saat ini pun kita mengalami siklus ini. Siklus boom and bust, resesi, depresi,
ini hanya kata-kata untuk membodohi dan menutupi penipuan kejahatan dari para
pedagang uang.
1100 :
Raja Henry I menggantikan Raja William II menjadi raja Inggris. Dia mengambil
kembali dari para pedagang uang hak untuk mendistribusikan uang di masyarakat.
Uang yang dia gunakan adalah dalam bentuk yang sama sekali berbeda, sebatang
kayu! Nama uang ini adalah talley stick, yang kemudian merupakan salah satu
uang yang bertahan paling lama, 726 tahun sampai tahun 1826 (sekalipun bentuk
uang lain juga muncul bersamaan di antara masa itu).
1225 :
St. Thomas Aguinas lahir, dan pada zaman itu Dia memimpin Gereja Katolik untuk
melarang pengenaan bunga (riba) atas uang.
Konsep
ini adalah mengikuti ajaran Aristoteles bahwa tujuan dari uang adalah untuk
melayani anggota masyarakat dan memfasilitasi perdagangan barang. Pengenaan
bunga atas uang akan melenceng dari tujuan tersebut karena bunga menciptakan
beban tambahan terhadap penggunaan uang.
Oleh
karena itu, ajaran Gereja di abad pertengahan Eropa melarang pengenaan bunga
atas pinjaman uang.
1509 :
Raja Henry VIII menggantikan Raja Henry VII menjadi raja Inggris. Pada masa itu
dia memperlonggar aturan pengenaan bunga atas pinjaman uang. Para pedagang uang
tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan segera mengekspansi bisnis perdagangan
uang mereka. Pada masa ini juga Gereja Inggris memisahkan diri dari Gereja
Katolik Roma, yang masih tetap melarang pengenaan bunga atas pinjaman uang.
1553 :
Ratu Mary I menggantikan Putri Jane Grey menjadi Ratu Inggris. Pada masa ini,
Ratu memperketat kembali aturan bunga pinjaman uang. Para pedagang uang yang
marah segera membalas dengan cara memperketat suplai uang dengan menahan emas
dan perak mereka dan menyebabkan ekonomi Inggris lumpuh.
1558 :
Ratu Elizabeth I naik tahta, dan memutuskan bahwa untuk mengendalikan suplai
uang dia harus mengedarkan koin emas dan perak sendiri, dan berhasil mengambil
kendali suplai uang dari para pedagang uang.
1609 :
Para pedagang uang di Belanda mendirikan Bank Sentral pertama dalam sejarah di Amsterdam.
1642 :
Pedagang uang membiayai Oliver Cromwell untuk melancarkan revolusi di Inggris,
supaya mereka bisa memegang kendali atas suplai uang kembali. Dalam perang yang
penuh darah, Cromwell akhirnya menggulingkan Raja Charles I dan memberikan hukuman
mati kepadanya tahun 1649.
Para
pedagang uang segera mengkonsolidasikan kembali kekuatan mereka dan selama
beberapa dekade berikut memprakarsai berbagai perang dengan biaya yang sangat
tinggi untuk kerajaan Inggris. Mereka juga mengambil kepemilikan atas sebidang
properti di tengah kota London yang saat ini dikenal dengan nama City of
London.
1688 :
Para pedagang uang di Inggris bekerja sama dengan rekan mereka yang lebih
sukses di Belanda, melancarkan sebuah invasi ke Inggris. Dipimpin oleh William
of Orange, mereka merebut tahta kerajaan Inggris. William of Orange kemudian
menjadi raja Inggris dengan sebutan Raja William III tahun 1689.
1694 :
Selama 50 tahun yang penuh dengan peperangan, pemerintah Inggris akhirnya
kesulitan dalam pembiayaan dan harus meminjam kepada para pedagang uang. Para
pedagang uang bersedia meminjamkan uang mereka dengan syarat mereka akan
diberikan hak untuk mendirikan sebuah bank swasta dengan hak menciptakan
kredit.
Nama
dari bank ini adalah Bank of England, yang dinamai demikian dengan tujuan
satu-satunya adalah untuk membohongi publik bahwa seolah-olah itu adalah milik
pemerintah.
Modal
awal yang seharusnya disetor untuk mendirikan bank ini adalah 1,25 juta pound
dalam bentuk koin emas, nyamun kenyataannya hanya 750 ribu pound yang
benar-benar disetor oleh para pedagang uang ini. Namun hal ini tidak
menghalangi mereka untuk segera memulai pinjaman kepada kerajaan Inggris dengan
mengenakan bunga atas setiap sen yang mereka pinjamkan.
Salah
satu Direkturnya pernah mengatakan, “Bank ini mendapatkan keuntungan dari
uang-uang yang dia ciptakan tanpa modal, dan semua pinjamannya harus dijamin
dengan pajak yang harus dibayar oleh rakyat Inggris.”
Tak
lama kemudian, Bank of England segera menyerang talley stick, bentuk uang lain
yang masih beredar pada masa itu.
1698 :
Selama empat tahun pertama Bank of England, rencana mereka untuk mengendalikan
suplai uang berkembang dengan pesat. Hutang awal yang sebelumnya cuma 1,25 juta
pound sekarang sudah bertambah menjadi 16 juta pound! Ini adalah peningkatan
sebesar 1280% hanya dalam 4 tahun.
Mengapa
mereka melakukan ini? Sederhana, sebagai contoh bila uang yang beredar di
sebuah negara adalah 5 juta pound, dan Bank Sentral kemudian menerbitkan 15
juta pound baru dan mengedarkannya di masyarakat dalam bentuk pinjaman, maka
ini akan melemahkan nilai dari 5 juta pound yang sebelumnya ada. 5 juta pound
itu sekarang hanyalah 25% dari perekonomian. Dengan demikian bank mengontrol
75% dari sirkulasi uang di negara tersebut. Ini adalah tahap I dari skema kerja
mereka.
Hal ini
sekaligus menciptakan inflasi yang merupakan pengurangan nilai uang yang
dimiliki setiap orang karena masyarakat tersebut dibanjiri dengan uang baru
dari Bank Sentral. Karena nilai uangnya bertambah kecil, maka orang-orang mulai
pergi ke bank untuk mengajukan pinjaman modal untuk menjalankan usaha dan
lain-lain. Saat Bank Sentral merasa cukup puas dengan tingkat hutang dari
masyarakat tersebut, mereka akan mulai mengetatkan suplai uang dengan
mempersulit pinjaman. Ini adalah tahap II dari skema kerja mereka.
Tahap
III, duduk manis dan menunggu sebagian debitur gagal bayar / bangkrut, ini akan
memberikan kesempatan kepada bank untuk menyita kekayaan riil, bisnis, properti
dll, dengan membayar harga murah kepada pemilik sebelumnya. Inflasi tidak
pernah memberikan efek jelek terhadap bank, mereka adalah satu-satunya grup
yang mendapatkan manfaat darinya, sebab bila mereka kekurangan uang mereka
tinggal mencetak lebih banyak.
1757 :
Benjamin Franklin (salah satu pemimpin revolusi Amerika) menuju Inggris dan
menghabiskan 18 tahun berikut di sana sampai menjelang perang Revolusi.
1760 :
Mayer Amschel Bauer mengganti namanya menjadi Mayer Amschel Rothschild dan
mendirikan House of Rothschild. Dia menemukan bahwa memberikan pinjaman kepada
pemerintah jauh lebih menguntungkan daripada memberikan pinjaman kepada
individu, sebab nilai pinjaman kepada pemerintah lebih besar dan hutangnya
dijamin oleh pajak dari rakyat negara yang bersangkutan. Kemudian dia melatih
kelima anaknya seni penciptaan uang ini.
1764 :
Benjamin Franklin ditanya oleh Bank of England mengapa koloni mereka, Amerika,
bisa bertambah makmur dan dia menjawab “Gampang saja. Di Amerika kami
menerbitkan uang kami sendiri. Kami menyebutnya Colonial Scrip. Kami
menerbitkannya sesuai dengan proporsi permintaan dari perdagangan dan industri
yang memproduksi semua barang dari produsen ke konsumen. Dengan mengendalikan
mata uang kami sendiri, kami mengendalikan daya beli mata uang kami, dan kami
tidak berhutang kepada siapapun.”
Mendengar
penjelasan ini, parlemen Inggris segera mengeluarkan aturan Currency Act tahun
1764. Mereka melarang koloni mereka untuk mengeluarkan mata uang sendiri dan
semua pajak diharuskan untuk dibayarkan dalam bentuk koin emas maupun perak.
Dalam
autobiografinya, Franklin berkata, “Dalam waktu satu tahun, kondisi Amerika
berbalik dengan sebelumnya, depresi mulai terjadi, dan orang-orang kehilangan
pekerjaan mereka… Negeri koloni ini sebenarnya dengan senang hati bersedia
membayar sedikit pajak atas produksi teh dan lainnya seandainya uang mereka
tidak diambil oleh Inggris”
Hilangnya
hak koloni untuk mengeluarkan mata uang mereka sendiri dari tangan Raja George
III dan para bankir internasional inilah yang menyebabkan perang revolusi.
Kontrol
atas sistem keuangan Amerika ini kemudian berganti tangan selama 8 kali sejak
1764.
1775 :
Tanggal 19 April, dimulainya perang revolusi di Lexington, Massachusetts. Saat
itu koloni sudah tidak punya koin emas dan perak karena habis untuk membayar pajak
kepada kerajaan Inggris. Akibatnya, pemerintahan kolonial mencetak uang kertas
untuk membiayai perang.
Saat
perang dimulai, suplai uang Amerika berjumlah 12 juta dolar. Di akhir perang,
jumlahnya menjadi 500 juta dolar, dan akibatnya mata uang ini menjadi tak
berharga.
1781 :
Menjelang akhir dari perang revolusi Amerika, Konggres sudah putus asa akan
persediaan uang. Jadi mereka mengizinkan kepala pengawas finansial, Robert
Morris, untuk membuka sebuah bank swasta, dengan harapan bisa mengatasi masalah
kekurangan uang.
Morris
adalah orang kaya yang mendapatkan rezekinya di masa revolusi dengan berdagang
material perang. Bank Sentral pertama di Amerika ini disebut dengan Bank of
North America, yang diizinkan untuk beroperasi selama 4 tahun, yang dioperasikan
dengan cara yang serupa dengan Bank of England. Mereka bisa mempraktekkan
fractional reserve banking, menciptakan uang yang tidak mereka miliki,
meminjamkannya kepada orang lain dengan mengenakan bunga atas pinjamannya.
1785 :
Walaupun berjanji untuk mengatasi masalah suplai uang, tetapi kenyataannya
Robert Morris tidak berhasil melakukan apapun selain menciptakan keuntungan
untuk pribadinya, dan hak kartel banknya pun tidak diperpanjang Konggres.
1791 :
Bank Sentral kedua berhasil didirikan atas lobi dari Robert Morris, Alexander
Hamilton, dan Thomas Willing. Nama dari bank ini adalah First Bank of the
United States, yang sebenarnya sama persis dengan Bank of North America. Mereka
mendapatkan kartel selama 20 tahun dan berhak memonopoli pengadaan uang dari
Amerika. 80% dari sahamnya dikuasai oleh swasta dan 20% lainnya oleh
pemerintah. Namun, sama seperti Bank of England maupun Bank of North America,
para pemegang saham swasta ini sebenarnya tidak menyetor penuh modal mereka,
mereka menggunakan uang deposit dari pemerintah untuk menciptakan kredit bagi
mereka sendiri untuk membeli 80% saham mereka.
Pemegang
saham swasta di bank ini tidak pernah diumumkan, namun secara umum dipercayai
bahwa Rothschildlah yang ada di baliknya.
Pada
tahun 1790, saat Alexander Hamilton sedang mengajukan pendirian bank ini kepada
Konggres, Mayer Amschel Rothschild di Frankfurt, Jerman, mengatatakan hal ini,
“Biarkan saya yang mengontrol uang sebuah negara, maka saya tidak peduli siapa
yang menulis hukum di negara tersebut.”
1796 :
Selama 5 tahun sejak pendiriannya, pemerintah Amerika sudah meminjam 8,2 juta
dolar dari Bank Sentral ini, dan harga barang-barang sudah melonjak sebanyak
72%. Saat itu presiden Thomas Jefferson berkata, “Saya berharap kita bisa
mengamandemen konstitusi kita untuk mengambil hak meminjam dari pemerintahan
federal.”
1798 :
M.A. Rothschild mengirim anaknya, Nathan, yang saat itu berumur 21 tahun ke
Inggris. Dengan modal 20.000 pound, dia mendirikan sebuah bank di sana.
1800 :
Di Perancis, Bank of France didirikan. Tetapi Napoleon memutuskan untuk tidak
berhutang kepada bankir. Dia berkata “Bila pemerintah tergantung pada para
bankir untuk mendapatkan uang, maka bankirlah dan bukan pemerintah yang sedang
memegang kendali. Tangan yang memberi di atas tangan yang menerima. Uang tidak
mengenal nasionalisme, para bankir tidak memiliki patriotisme, satu-satunya
tujuan mereka adalah keuntungan.”
1803 :
Presiden Thomas Jefferson bersepakat dengan Napoleon, Amerika akan memberikan 3
juta dolar emas sebagai ganti atas sisi Barat sungai Missisipi. Ini dikenal
sebagai pembelian Louisiana.
Napoleon
menggunakan uang ini untuk membentuk pasukan, dan mulai menaklukkan Eropa. Bank
of England segera bangkit membiayai perang melawan Napoleon dan mendapatkan
keuntungan besar dari perang tersebut. Prussia, Austria, dan Rusia semuanya
terbenam dalam hutang dalam usaha untuk menghentikan Napoleon.
1807 :
Nathan Rothschild menyelundupkan emas dari Perancis menuju Spanyol untuk
membiayai serangan Duke of Wellington terhadap Napoleon.
1811 :
Masa 20 tahun kartel First Bank of the United States berakhir. Nathan
Rothschild mengancam “Bila aplikasi kartel ini tidak diperpanjang, Amerika akan
terlibat dalam perang yang mengerikan.”
Presiden
keempat Amerika saat itu, James Madison, sangat membenci bankir, dan bersama
dengan Wakil Presiden, George Clinton, mereka berhasil menghalangi Senat untuk
memperpanjang kartel bank.
1812 :
Seperti yang dijanjikan Nathan Rothschild, akhirnya Inggris menyerang Amerika.
Namun, karena pada saat yang bersamaan Inggris masih sibuk berperang melawan
Napoleon, sampai perang berakhir tahun 1814, Amerika belum berhasil dikalahkan.
1814 :
Napoleon kalah dan dibuang ke sebuah pulau di Italy, Elba.
1815 :
Napoleon berhasi melarikan diri dan kembali ke Perancis. Dia berhasil
mengumpulkan kembali pasukan, tetapi akhirnya kalah kembali dari Duke of
Wellington di perang Waterloo.
Nathan
Rothschild mengirim salah satu orang kepercayaannya, Rothworth untuk memantau
perang tersebut. Begitu hasil perang akhir diketahui, Rothworth segera kembali
ke Inggris untuk memberitahu kepada Nathan. Nathan mengetahui kabar ini 24 jam
lebih cepat daripada Wellington sendiri di London.
Nathan
segera menuju bursa saham London dan menjual besar-besaran. Para pedagang yang
lain percaya ini adalah pertanda bahwa Napoleonlah yang memenangkan perang dan
mereka pun ikut menjual dalam kepanikan.
Pasar
benar-benar goncang, dan semua orang mulai menjual surat hutang pemerintahan
Inggris, tetapi Rothschild diam-diam membeli kembali dalam jumlah besar saat
harga surat hutang itu jatuh beberapa jam kemudian. Surat-surat hutang ini bisa
dikonversikan dengan saham Bank of England, dengan cara itulah Rothschild
mengambil alih Bank of England, dan sejak saat itu mengendalikan suplai uang di
Inggris.
Nathan
Rothschild mengatakan bahwa selama 17 tahunnya di Inggris, dia berhasil
melipatgandakan 20.000 pound yang dia bawa sebesar 2500 kali lipat menjadi 50
juta pound!
Sebagian
orang bertanya, mengapa bankir menyukai perang? Sederhana saja, bankir
membiayai kedua belah pihak yang berperang. Perang adalah generator hutang
terbesar dari sebuah negara. Sebuah negara bersedia meminjam berapapun juga
agar bisa memenangkan perang. Hasil akhir sebenarnya sudah diketahui dari awal.
Sang pecundang akan dibiayai secukupnya, dan pihak yang dibiayai besar-besaran
akan memenangkan perang.
Bagaimana
bankir memastikan uang mereka bisa kembali? Semua pinjaman diberikan hanya
ketika mereka mendapatkan jaminan pemerintah bahwa hutang yang mereka berikan
akan dibayarkan saat perang dimenangkan.
1816 :
Konggres Amerika kembali mengizinkan Bank Sentral swasta didirikan. Kali ini
namanya “Second Bank of the United States.” Bentuk dan pemegang sahamnya adalah
lagi-lagi sama dengan First Bank of the United States.
1826 :
Talley stick ditarik dari peredaran uang di Inggris.
1828 :
Perekonomian Amerika yang sudah dimanupulasi gila-gilaan oleh Bank Sentralnya
menyebabkan banyak orang bangkit melawan mereka. Anggota Senat Andrew Jackson
menyampaikan kampanye menuju Presiden dengan target utama membubarkan Bank
Sentral.
Jackson
memenangkan pemilihan Presiden dan langsung beraksi menyingkirkan orang-orang
suruhan bankir yang menjabat di pemerintahan. Dia memecat 2.000 orang dari
total 11.000 pegawai pemerintahan Federal saat itu.
1832 :
Walaupun para bankir membiayai lebih dari 3 juta dolar untuk calon yang mereka
sukai, Henry Clay, Jackson tetap terpilih kembali sebagai Presiden Amerika.
Motto kampanyenya “Jackson and No Bank!” Presiden Jackson dalam pidato
kemenangannya mengatakan “Bahaya korupsi ini cuma terhalangi, belum benar-benar
mati.”
1833 :
Presidan Jackson menunjuk Roger Taney sebagai Sekretaris Keuangan Negara, dan
menginstruksikannya memulai penarikan deposit pemerintah di Second Bank of the
United States.
Kepala
Second Bank of the United States, Nicholas Biddle, menggunakan pengaruhnya di
Senat untuk menolak rencana Roger, dan mengancam memprakarsai sebuah depresi
bila kartel mereka tidak diperpanjang.
Biddle
berkata, “Tidak ada hal lain selain penderitaan masif yang bisa mempengaruhi
Konggres… Saya sama sekali tidak ragu, bila tiba saat itu, mereka akan
memperpanjang kartel ini.”
Kemudian
Second Bank of the United States memperketat peredaran uang di Amerika, mereka
memanggil kembali pinjaman mereka dan menolak memberikan pinjaman baru.
Kepanikan dan kekacauan finansial pun muncul, dan Amerika memasuki masa
depresi. Apa yang dilakukan Biddle sekali lagi membuktikan kepada dunia seperti
apa Bank Sentral sebenarnya.
Biddle
tanpa rasa malu malahan menyalahkan Presiden Jackson, bahwa Presidenlah yang
menyebabkan depresi.
1835 :
Konggres memutuskan untuk membatalkan pengambilan deposit negara dari Second
Bank of the United States.
1836 :
Kartel Second Bank of the United States tidak diperpanjang. Nicholas Biddle
ditangkap dan dituntut atas tuduhan penipuan.
1838 :
Pada tanggal 8 Januari Jackson membayar pembayaran terakhir hutang pemerintah.
(Dia adalah satu-satunya Presiden Amerika yang pernah melunasi hutang
pemerintah dalam sejarah Amerika sampai hari ini)
Seorang
pembunuh bayaran, Richard Lawrence mencoba menembak Jackson, namun tidak
berhasil. Di pengadilan dia divonis tidak bersalah atas dalih dia sudah gila.
Setelah bebas, Lawrence terang-terangan mengatakan di publik dia bekerja untuk
sekelompok orang berkuasa di Eropa yang berjanji akan melindunginya bila dia
tertangkap.
Ketika
ditanya apa pencapaian terpenting yang pernah dilakukan dalam hidupnya, Jackson
berkata “Penutupan Bank Sentral”
Perlu
waktu 75 tahun bagi para keluarga bankir untuk bangkit kembali dan mendirikan
bank sentral berikut, Federal Reserve. Kali ini mereka menggunakan keturunan
langsung mereka sendiri, Jacob Schiff, keturunan dari Rothschild.
1850 :
Jacob (James) Rothschild ditaksir memiliki kekayaan sebesar 600 juta Franc,
lebih banyak 150 juta Franc dari seluruh bankir di Perancis dijadikan satu.
1852 :
Perdana Menteri Inggris, William Gladstone, mengatakan “Sejak saya bertugas di
sini, saya mulai menyadari ternyata pemerintah tidak berkuasa atas masalah
finansial. Mereka memang tidak direncanakan untuk berkuasa, pekerjaan
sebenarnya mereka adalah melindungi dan menutupi “Kekuatan Kaya.”
1861 :
Perang Sipil Amerika dimulai. Penyebab perang bukan masalah perbudakan seperti
yang sering dikatakan orang. Negara bagian Utara berperang dengan Negara bagian
Selatan karena sengketa tarif perdagangan tidak adil yang diterapkan Utara yang
memaksa Selatan harus mengimpor barang dari Eropa dengan harga yang lebih
mahal. Eropa pada akhirnya juga menghentikan impor dari Negara bagian Selatan.
Para
bankir melihat kesempatan besar untuk memecah belah dan menaklukkan Amerika,
mereka membiayai Napoleon III Perancis untuk menaklukkan Meksiko di sebelah
Selatan dan pada saat yang sama Inggris menempatkan pasukan mereka di Kanada
(Utara).
Presiden
Lincoln, yang menyadari dirinya sedang dalam masalah besar, bersama dengan
Sekretaris Keuangan Salomon Chase, pergi ke New York dan mencoba mendapatkan
pinjaman dari bankir.
Para
bankir menawarkan pinjaman dengan bunga antara 24 sampai 36 persen, Lincoln
menolak dan kembali ke Washington. Lincoln kemudian bertanya kepada salah satu
Kolonelnya, Dick Taylor, bagaimana cara membiayai perang ini. Taylor mengatakan
padanya untuk pergi ke Konggres dan keluarkan sebuah peraturan pemerintah
tentang penerbitan mata uang kertas sendiri. Uang kertas ini adalah mata uang
resmi dari negara, dan semua orang diwajibkan untuk menerimanya sebagai alat
tukar.
1862 :
Lincoln mulai mencetak 450 juta dolar mata uang baru. Uang ini menggunakan
tinta hijau di sisi belakangnya untuk membedakan diri dari uang kertas lainnya
saat itu, oleh karena itu dolar mulai disebut dengan nama “Greenbacks” Uang ini
tidak dikenai bunga dan dapat digunakan untuk membayar pasukan dan membeli
persediaan barang mereka.
Presiden
Lincoln adalah presiden terakhir Amerika yang bisa menerbitkan mata uang tanpa
hutang… Mengenai masalah uang, Lincoln berkata “Pemerintahlah yang seharusnya
mencetak dan mengedarkan uang sesuai dengan kemampuan belanja dari pemerintah
dan daya beli dari masyarakat. Dengan mengadopsi prinsip ini, rakyat bisa dibebaskan
dari bunga pajak yang sangat memberatkan. Uang akan menjadi pelayan manusia,
bukan majikannya.”
Mengenai
pernyataan dari Lincoln ini, The Times dari London kemudian menuliskan sebuah
propaganda, yang datang dari para bankir, “Seandainya kebijakan dari benua
Republik Amerika Utara ini benar-benar diterapkan, pemerintah akan memiliki
uang mereka tanpa ongkos. Mereka bisa melunasi hutang mereka dan menjadi negara
bebas tanpa hutang. Mereka akan memiliki semua uang yang mereka butuhkan untuk
menjalankan perdagangan. Mereka akan menjadi makmur melebihi negara manapun di
dunia. Pemerintahan itu harus dihancurkan atau dia akan menghancurkan semua
monarki di muka bumi.”
1863 :
Tsar Alexander II Rusia memberikan sebuah bantuan tak terduga kepada Lincoln.
Tsar mengatakan bahwa bila Inggris ataupun Perancis mengintervensi perang
sipil, dan membantu Negara bagian Selatan, Rusia akan menganggap ini sebagai
deklarasi perang. Untuk membuktikan kata-katanya, Rusia mengirimkan sebagian
kapal perangnya menuju San Fransico.
Bantuan
ini, tentu saja bukan karena Tsar orang yang baik hati. Tsar melihat maksud
dari para bankir besar, dan diapun telah menolak pendirian bank sentral di
Rusia seperti yang diminta oleh bankir elit Eropa. Dia menyadari bahwa bila
Amerika jatuh ke tangan Inggris atau Perancis, maka mereka akan berada dalam
kendali Bank Sentral lagi. Ekspansi sedemikian besar dari kekaisaran bankir,
cepat atau lambat akan mengancam Rusia.
1865 :
Lincoln ditembak seorang pembunuh bayaran.
Hanya
ada satu kelompok yang memiliki alasan dan keinginan untuk menyingkirnya,
Bankir Internasional. Mereka sangat khawatir atas ambisi kredit dari Presiden
Amerika tersebut.
Tak
lama kemudian, para bankir kembali memperjuangkan pendirian bank sentral.
Mereka juga ingin menghapuskan greenbacks, dan menghidupkan kembali mata uang
standar emas, yang memang mereka miliki. Ini bertentangan dengan kebijaksanaan
Lincoln yang menerbitkan greenbacks, yang dibacking hanya oleh niat baik dan
kredit dari Amerika.
Para
bankir ingin mengendalikan semua mata uang dan kredit dari semua negara di
dunia. Dalam waktu 8 tahun sejak kematian Lincoln, mereka berhasil menerapkan
sistem standar emas kembali di Amerika Serikat.
1866 :
Para pemilik bank sentral Eropa menginginkan agar bank sentral Amerika segera
didirikan dan mata uang Amerika harus dibacking oleh emas. Emas adalah komoditi
yang tidak tersedia banyak dan oleh karenanya lebih gampang untuk dimonopoli.
Lebih baik dibandingkan dengan perak, yang tersedia secara berlimpah di
Amerika.
Pada 12
April, atas prakarsa bankir elit Eropa, Konggres mengizinkan Sekretaris
Keuangan untuk memperketat suplai uang untuk menarik kembali mata uang
greenbacks.
Akibatnya,
suplai uang berkurang drastis:
* 1866 : $1.800.000 dalam peredaran : $50.46 per kapita
* 1867 : $1.300.000 dalam peredaran : $44.00 per kapita
* 1876 : $ 600.000 dalam peredaran : $14.60 per kapita
* 1886 : $ 400.000 dalam peredaran : $ 6.67 per kapita
* 1866 : $1.800.000 dalam peredaran : $50.46 per kapita
* 1867 : $1.300.000 dalam peredaran : $44.00 per kapita
* 1876 : $ 600.000 dalam peredaran : $14.60 per kapita
* 1886 : $ 400.000 dalam peredaran : $ 6.67 per kapita
Dalam
waktu 20 tahun sejak 1866, 2/3 suplai uang Amerika ditarik oleh bankir dan
menyebabkan kehilangan daya beli sebesar 760% bagi rakyat Amerika. Uang sulit
didapat karena pinjaman bank ditarik dan pinjaman baru tidak diberikan.
1872 :
Ernest Seyd dikirim ke Amerika oleh Rothschild, pemilik Bank of England. Dia
diberikan $100.000 yang dipakai untuk menyuap sebanyak anggota Konggres yang
dia bisa. Misinya adalah mendemoneterisasi perak, yang ditemukan secara
berlimpah di sisi Barat Amerika dan mengancam keuntungan Rothschild.
1873 :
Ernest Seyd tampaknya menggunakan uangnya dengan “bijak”, Konggres meluluskan
sebuah peraturan baru “Coinage Act,” yang menyebabkan pembuatan koin perak
dihentikan sama sekali.
1874 :
Koin emas adalah bentuk mata uang satu-satunya di Amerika.
1876 :
Atas manipulasi suplai uang di Amerika, 1/3 angkatan kerja tidak memiliki
pekerjaan dan keresahan sosial mulai timbul. Sebagian orang mulai menuntut
untuk kembali ke Greenbacks ataupun ke uang perak. Hasilnya, Konggres membentuk
“Komisi Perak Amerika Serikat” untuk menginvestigasi masalah tersebut.
Tampaknya
komisi ini mengetahui para bankirlah yang ada di balik masalah ini. Dalam salah
satu laporannya, mereka menulis:
Zaman
kegelapan dalam sejarah disebabkan oleh berkurangnya uang dan jatuhnya harga…
Tanpa uang, peradaban tidak bisa dimulai, dan ketika suplai uang terus
berkurang, akhirnya peradaban akan berakhir. Di era awal Kerajaan Romawi,
jumlah uang metal adalah 1.800.000.000,- di akhir abad ke-15 suplai uang
tinggal 200.000.000,- Dalam sejarah kita tidak bisa menemukan masa yang lebih
gelap daripada masa dari Kerajaan Romawi ke Zaman Kegelapan.
Sekalipun
mendapatkan laporan dari komisi ini, Konggres tidak bertindak.
1877 :
Kerusuhan mulai terjadi dari Pittsburgh sampai Chicago. Para bankir berkumpul
dan memutuskan bahwa mereka akan tetap dengan kebijakan mereka. Mereka tahu
bahwa walaupun keadaan memang kacau, tetapi mereka tetap orang yang sedang
memegang kendali. Dalam rapat Asosiasi Bankir Amerika, mereka menekankan kepada
semua anggotanya untuk menolak semua gagasan untuk kembali ke Greenbacks.
1878 :
Tanggal 28 Febuari Konggres mengesahkan “Sherman Law.” Hukum ini memperbolehkan
pembuatan terbatas koin perak. Namun tidak berarti semua orang yang membawa
perak ke Amerika bisa menjadikannya dolar perak. Uang Amerika masih tetap
dibacking oleh emas paska Ernest Seyd.
Beredarnya
uang tambahan dalam perekonomian, yang diikuti oleh mulai diberikannya pinjaman
oleh bankir, karena mereka sudah yakin atas kendali mereka, mengakhiri masa
depresi paska perang sipil.
1881 :
Wakil partai Repulik, James Garfiel terpilih sebagai Presiden Amerika. Bankir
tidak menyukainya, dia adalah mantan Ketua Komite Pengawas dan juga anggota
departemen Banking and Currency. Garfield mengetahui dengan pasti penipuan para
bankir terhadap orang Amerika. Pada hari pelantikannya, dia berkata, “Siapa
yang mengendalikan volume uang di sebuah negara adalah tuan sebenarnya dari
industri dan perdagangan… dan ketika Anda sadar bahwa keseluruhan sistem ini
sebenarnya mudah untuk dikendalikan, oleh sekelompok kecil orang di atas, Anda
tak perlu diberitahu lagi dari mana datangnya periode deflasi dan depresi.”
Tanggal
2 Juli Presiden Garfiels mati ditembak.
1891 :
Para bankir menciptakan booming perekonomian selama satu dekade dan kemudian
memprakarsai sebuah masa depresi supaya mereka bisa membeli ribuan rumah dan
lahan pertanian dengan harga beberapa sen per dolar. Mereka juga menyiapkan
sebuah rencana untuk menjatuhkan perekonomian dalam waktu dekat. Dalam salah
satu memo kepada Asosiasi Bankir Amerika, yang ditemukan dalam catatan Konggres
duapuluh tahun kemudian, terbaca :
“Pada
tanggal 1 September 1894, kami tidak akan memperpanjang masa pinjaman kami atas
pertimbangan apapun. Pada 1 September, kami akan meminta kembali uang kami.
Kami akan menyita jaminan yang gagal bayar. Kami akan mengambil alih 2/3 lahan
pertanian di sebelah Barat Missisipi, dan ribuan kavling lainnya di Timur
Missisipi, dengan harga yang kami buka… Para petani akan menjadi penyewa, sama
seperti di Inggris…”
1896 :
Isu sentral dari pemilihan Presiden kali ini adalah seputar penerbitan lebih
banyak perak sebagai uang. Wakil Partai Demokrat William Bryan maju sebagai
anti standar emas dan menginginkan perak sebagai uang. Bankir mendukung wakil
Partai Republik, William Mckinley yang membela standar emas. Mckinley menyuruh
para manufaktur dan industrialis mengancam kepada pegawai mereka bahwa bila
Bryan yang terpilih, semua pabrik akan tutup dan tidak akan ada pekerjaan.
Taktik
ini berhasil, Mckinley mengalahkan Bryan.
1898 :
Paus Leo XIII mengatakan hal ini tentang bunga pinjaman,
“Di
satu sisi ada sekelompok orang yang memegang kekuasaan karena mereka memiliki
kekayaan besar, yang mengendalikan semua pekerja dan perdagangan, yang
memanipulasi untuk kepentingan pribadi semua suplai uang, yang bahkan lebih
berpengaruh daripada pemerintah sendiri, di sisi yang lain ada sekelompok besar
lainnya yang tidak berdaya dan hidup menderita. Bunga pinjaman (riba), yang
sudah berkali-kali dilarang oleh Gereja, masih dipraktekkan hari ini walaupun
dengan bentuk yang berbeda, supaya sekelompok kecil orang kaya bisa mendapatkan
keuntungan dari orang miskin yang hidup hanya sedikit lebih baik dibanding
seorang budak.”
1907 :
Di awal tahun 1900-an, para bankir mulai tidak sabar untuk mendirikan sebuah
bank sentral pribadi di Amerika. Rothschild, Jacob Schiff, dalam sebuah
pidatonya kepada Departemen Perdagangan New York, berkata, atau lebih tepatnya,
mengancam:
“Kecuali kami mendapatkan hak pendirian Bank Sentral dengan kendali kredit yang kuat, bila tidak negara ini akan menjalani penderitaan dan kepanikan finansial terbesar dalam sejarahnya.”
“Kecuali kami mendapatkan hak pendirian Bank Sentral dengan kendali kredit yang kuat, bila tidak negara ini akan menjalani penderitaan dan kepanikan finansial terbesar dalam sejarahnya.”
Agen
dari Rothschild, J.P. Morgan yang akan melaksanakan misi ini. Bapak dari J.P.
Morgan, Julius Morgan, adalah agen finansial Amerika untuk Inggris, dan setelah
kematiannya, J.P. Morgan mulai bermitra dengan Edward Grenville, mantan
Direktur Bank of England.
Inilah
tahun saat para bankir mulai melancarkan serangan. J.P. Morgan dan beberapa
temannya memprakarsai kejatuhan bursa saham. Mereka mengetahui ada banyak
bank-bank kecil yang meminjamkan terlalu banyak, sebagian bahkan cuma memiliki
cadangan 1% berkat sistem penipuan fractional reserve banking. Dalam beberapa
hari, orang-orang yang antri menarik simpanan mereka dari bank menjadi
pemandangan biasa.
Morgan
kemudian maju ke publik dan mengumumkan bahwa dia akan menalangi bank-bank ini.
Namun apa yang tidak dia katakan adalah uang untuk melakukannya adalah datang
dengan cara mencetak uang baru. Ajaibnya, Konggres mengizinkannya! Morgan
mencetak $200.000.000 uang kertas nyaris tanpa modal, yang tidak dibacking oleh
emas sama sekali, yang bisa digunakan orang-orang untuk membeli barang-barang
dan jasa, dan sebagian masuk ke bank cabangnya untuk dipinjamkan ke orang lain
dengan mengenakan bunga!
Hasilnya,
masyarakat umum mulai kembali percaya kepada uang kertas. Tapi yang terpenting
adalah mulai saat itu kekuasaan perbankan mulai terkonsolidasi ke tangan
sekelompok kecil bank skala besar.
1908 :
Dengan berakhirnya kepanikan finansial, J.P. Morgan dipuji sebagai pahlawan
oleh Presiden Woodrow Wilson, yang dengan sombongnya berkata,
“Semua
kekacauan akan bisa dihindari bila kita mengangkat 6 atau 7 orang seperti J.P.
Morgan sebagai komite untuk mengatasi masalah keuangan negara kita. Roosevelt
juga menandatangani peraturan pembentukan “Komisi Moneter Nasional”, yang
bertujuan mempelajari masalah perbankan dan memberikan rekomendasi kepada
Konggres. Tak perlu ditanya, anggota komisi ini dipenuhi oleh J.P. Morgan dan
kroni-kroninya.
Ketua
komisi ini adalah Senator Nelson Aldrich dari Rhode Island, salah satu keluarga
bankir terkaya di Amerika. Putrinya kemudian menikah dengan John D. Rockefeller
Jr., yang kemudian melahirkan 5 anak laki-laki (termasuk Nelson Rockefeller
yang menjadi Wakil Presiden tahun 1974 dan David Rockefeller yang menjadi Ketua
Council of Foreign Relations)
Senator
Aldrich kemudian menghabiskan waktu 2 tahun untuk belajar ke Eropa, yang mana
dia berkonsultasi dengan Bank Sentral Inggris, Perancis, dan Jerman, atau lebih
tepatnya berkonsultasi kepada Rothschild, Rothschild, dan Rothschild.
1910 :
Senator Aldrich kembali ke Amerika. Tak lama kemudian dia mengadakan sebuah
pertemuan rahasia dengan beberapa keluarga terkaya di Amerika ke Pulau Jekyll,
dekat Georgia.
Di grup
ini, hadir juga Paul Warburg, yang digaji $500.000 pertahun oleh perusahaan
milik Rothschild : Kuhn, Loeb & Company. Uang ini akan digunakan untuk
melobi Konggres untuk mendirikan sebuah bank sentral di Amerika. Hadir juga di
pertemuan itu Jacob Schiff.
Rothschild,
Warburg, dan Schiff, yang keturunannya sudah saling dikawinkan pada dasarnya
telah menjadi keluarga yang sama.
Pertemuan
itu sedemikian rahasia sehingga pada saat itu hanya nama depan yang boleh
digunakan para partisipan untuk mencegah para pelayan mengetahui identitas
mereka. Belasan tahun kemudian, salah seorang partisipan, Frank Vanderlip,
Presiden dari National Citibank dan representatif dari keluarga Rockefeller,
mengkonfirmasi pertemuan itu. Dia berkata,
“Pertemuan
itu harus dirahasiakan, karena bila diketahui orang-orang bahwa kami berkumpul
dan merancang sebuah Undang-Undang perbankan, maka Undang-Undang itu dipastikan
tidak akan diluluskan oleh Konggres.”
Pada
masa itu masalah dari bankir elit tersebut adalah ada terlalu banyak bank di
Amerika (mendekati 20.000). Pada tahun 1913 hanya 29% bank yang merupakan bank
Nasional dan total deposit yang mereka kumpulkan hanya 57% dari pangsa pasar.
Seperti
yang dikatakan oleh John Rockefeller, “Kompetisi itu Dosa!”
Senator
Aldrich bertahun-tahun kemudian mengakui di sebuah majalah, “Sebelum
Undang-Undang ini disahkan, para Bankir New York cuma bisa mendominasi di kota
New York. Sekarang kami mendominasi cadangan uang di seluruh Amerika.”
Jadi
salah satu tujuan dari para konspirator itu adalah mengontrol bank-bank kecil
menengah. Hal kedua yang perlu diketahui adalah saat itu perekonomian
sedemikian kuat sehingga kebanyakan ekspansi korporasi dibiayai oleh keuntungan
usaha mereka, bukan lewat pinjaman bank. Sepuluh tahun pertama di abad itu, 70%
sumber pendanaan korporat datang dari keuntungan usaha mereka. Dan para bankir
tidak suka dengan hal itu.
Setelah
pertemuan selama 9 hari di Pulau Jekyll, akhirnya mereka berhasil merancang
sebuah paket Undang-Undang yang mereka sebut “Aldrich Bill”. Mereka segera
mengumpulkan 5 juta dolar untuk mendirikan sebuah yayasan pendidikan dan
membiayai para professor Universitas untuk mendukung Undang-Undang itu.
Bank
Sentral baru ini pada dasarnya sama saja dengan Bank of the United States, yang
akan mendapatkan hak monopoli atas mata uang Amerika dan bisa menciptakan
kredit tanpa modal. Dan untuk memberikan kesan ke publik bahwa dia seolah-olah
dikendalikan oleh pemerintah, para Dewan Gubernur di Bank Sentral akan ditunjuk
oleh Presiden dan disetujui oleh Senat.
Hal ini
tidak masalah buat para bankir karena mereka tahu mereka selalu bisa membeli
suara para politisi, hanya orang-orang yang mereka inginkan yang akan duduk di
Dewan Gubernur.
1913 :
Calon partai Demokrat Woodrow Wilson yang dibiayai besar-besaran oleh para
bankir memenangkan pemilu. Saat kebanyakan anggota Senat lainnya sedang libur
untuk merayakan hari Natal, pada tanggal 22 Desember Senat Amerika menyetujui
pendirian Federal Reserve, Bank Sentral Amerika.
Menarik
untuk diketahui beberapa minggu sebelumnya, Konggres menyetujui sebuah
Undang-Undang untuk mengenakan pajak penghasilan kepada rakyat Amerika.
Undang-Undang ini dilobi oleh Senator Aldrich, yang kemudian dikenal sebagai
Amandeman ke-16. Undang-Undang ini sangat penting, karena pada dasarnya sistem
Federal Reserve akan membawa Amerika ke jurang hutang pemerintahan Federal yang
tak terbatas.
Satu-satunya
jaminan bahwa bunga dari pinjaman bisa dilunasi adalah dengan mengenakan pajak
kepada rakyat , seperti yang sudah mereka lakukan di Bank of England.
Berikut
adalah pemegang saham dari Federal Reserve:
• Rothschild Bank of London
• Rothschild Bank of Berlin
• Warburg Bank of Hamburg
• Warburg Bank of Amsterdam
• Lehman Brothers of New York
• Lazard Brothers of Paris
• Kuhn Loeb Bank of New York
• Israel Moses Seif Banks of Italy
• Goldman, Sachs of New York
• Chase Manhattan Bank of New York
• Rothschild Bank of London
• Rothschild Bank of Berlin
• Warburg Bank of Hamburg
• Warburg Bank of Amsterdam
• Lehman Brothers of New York
• Lazard Brothers of Paris
• Kuhn Loeb Bank of New York
• Israel Moses Seif Banks of Italy
• Goldman, Sachs of New York
• Chase Manhattan Bank of New York
Perlu
Anda ketahui juga Presidan cuma menunjuk 2 dari 7 Dewan Gubernur Federal
Reserve. Masa jabatan Presiden cuma 4 tahun, tetapi masa jabatan Dewan Gubernur
adalah 14 tahun! Memang perlu juga Senat untuk menyetujui penunjukan ini,
tetapi seperti yang selalu kita lihat, suara mereka selalu bisa dibeli karena
bankirlah yang membiayai kampanye mereka.
Berikut
empat tahap bagaiman Federal Reserve menciptakan uang tanpa modal:
1. Federal Open Market Committee menyetujui pembelian surat hutang pemerintah Amerika.
2. Surat hutang itu dibeli Federal Reserve.
3. Federal Reserve akan membayar surat hutang ini dengan kredit elektronik ke rekening bank pemerintah.
4. Bank menggunakan deposit ini sebagai cadangan uang. Mereka kemudian bisa meminjamkan uang tersebut sampai sebesar 10 kali lipat deposit tersebut, semuanya dengan bunga.
1. Federal Open Market Committee menyetujui pembelian surat hutang pemerintah Amerika.
2. Surat hutang itu dibeli Federal Reserve.
3. Federal Reserve akan membayar surat hutang ini dengan kredit elektronik ke rekening bank pemerintah.
4. Bank menggunakan deposit ini sebagai cadangan uang. Mereka kemudian bisa meminjamkan uang tersebut sampai sebesar 10 kali lipat deposit tersebut, semuanya dengan bunga.
Sebagai
contoh, Federal Reserve membeli surat hutang sebesar 1 juta dolar. Uang ini
pada akhirnya bisa menjadi 10 juta dolar di rekening bank. Jadi 10% dari uang-uang
baru ini datang dari Federal Reserve, dan 90% lainnya diciptakan oleh bank.
Untuk
mengurangi jumlah uang beredar, proses ini dibalik. Federal Reserve akan
menjual surat hutang yang mereka pegang ke publik dan uang kemudian mengalir
keluar dari rekening si pembeli. Pinjaman dari bank akan dikurangi sebesar 10
kali lipat dari jumlah uang tersebut. Jadi bila Federal Reserve menjual 1 juta
dolar surat hutang, pada akhirnya akan ada pengurangan 10 juta dolar uang
beredar di masyarakat.
Sebenarnya
apa manfaat sistem ini bagi para bankir? (yang sebelumnya berkumpul di Pulau
Jeckyll)
1. Ini mencegah usaha reformasi perbankan di masa mendatang, Federal Reserve akan menjadi satu-satunya produsen uang di Amerika.
2. Ini mencegah sistem uang tanpa hutang oleh pemerintah, seperti Greenbacks yang diterbitkan Lincoln.
3. Ini mendelegasikan kepada para bank hak untuk menciptakan 90% suplai uang berkat system fractional reserve banking, yang mana semua uang itu bisa dipinjamkan dengan mengenakan bunga.
4. Ini menciptakan kontrol suplai uang dan keuntungan pribadi di tangan mereka.
5. Ini menciptakan bank sentral pribadi yang bebas dari campur tangan politik.
1. Ini mencegah usaha reformasi perbankan di masa mendatang, Federal Reserve akan menjadi satu-satunya produsen uang di Amerika.
2. Ini mencegah sistem uang tanpa hutang oleh pemerintah, seperti Greenbacks yang diterbitkan Lincoln.
3. Ini mendelegasikan kepada para bank hak untuk menciptakan 90% suplai uang berkat system fractional reserve banking, yang mana semua uang itu bisa dipinjamkan dengan mengenakan bunga.
4. Ini menciptakan kontrol suplai uang dan keuntungan pribadi di tangan mereka.
5. Ini menciptakan bank sentral pribadi yang bebas dari campur tangan politik.
1914 :
Permulaan perang dunia I. Rothschild Jerman meminjamkan uang kepada Jerman,
Rothschild Inggris meminjamkan kepada Inggris, dan Rothschild Perancis
meminjamkan uang kepada Perancis.
Satu
tahun sejak diluluskannya Undang-Undang Federal Reserve, salah satu
Representatif Chales Lindbergh Sr., mengatakan bahwa Federal Reserve
menciptakan “siklus bisnis” dan memanipulasinya untuk keuntungan pribadi. Dia
berkata,
“Untuk
menciptakan harga tinggi, Federal Reserve hanya perlu untuk menurunkan suku
bunga…, menciptakan ekspansi kredit dan kenaikan harga saham, kemudian saat
para pedagang dan pengusaha mulai terbiasa dengan keadaan ini… mereka akan
menaikkan suku bunga dan mulai menuai rezeki.”
Mereka
bisa menyebabkan pendulum naik dan turun dengan lambat dan teratur dengan
merubah suku bunga secara perlahan, ataupun menciptakan kekacauan dan fluktuasi
besar dengan merubah suku bunga dalam rentang yang lebih lebar. Apupun pilihan
mereka, mereka selalu memiliki informasi dalam yang bisa mereka gunakan untuk
kepentingan pribadi mereka. Ini adalah keuntungan paling kuat, paling berbahaya
yang pernah diberikan kepada sekelompok pihak swasta oleh Pemerintah.
Sistem
ini benar-benar privat, dirancang dengan tujuan satu-satunya adalah memberikan
keuntungan maksimal dengan menggunakan uang orang lain. Mereka selalu tahu
terlebih dahulu kapan akan terjadi kepanikan. Mereka juga selalu tahu kapan
harus mengakhiri kepanikan. Inflasi dan deflasi sama menguntungkannya bagi
mereka yang bisa mengendalikan keuangan.
1915 :
J.P. Morgan menjadi agen penjualan “Dewan Material Perang” bagi Inggris dan
Perancis yang sedang berperang, dan menjadi konsumen terbesar di planet ini,
menghabiskan 10 juta dolar per hari. Selain dia, Presiden Woodrow Wilson juga
menunjuk Bernard Baruch menjadi kepala “Dewan Industri Perang.”
Menurut
sejarahwan James Perloff, Bernard Baruch dan keluarga Rockefeller mendapatkan
keuntungan sekitar 200 juta dolar pada masa Perang Dunia I.
Kebanyakan
orang percaya untuk menjaga efektifitas suplai uang, uang harus dibacking oleh
benda berharga seperti emas. Namun, siapa yang akan mengontrol emas? Wakil
partai Republik, Charles Lindbergh berkata,
“Federal
Reserve sudah mendominasi kepemilikan emas dan sertifikat emas.”
1916 :
Presiden Wilson mulai menyadari tingkat kerusakan yang dia lakukan kepada
Amerika dengan menciptakan Federal Reserve. Dia berkata,
“Kita telah
menjadi salah satu pemerintahan terburuk yang ada dalam peradaban, bukan lagi
pemerintahan yang memilik kebebasan berpendapat, bukan lagi pemerintahan yang
dijalankan oleh mayoritas suara, tetapi sebuah pemerintahan yang didominasi
oleh sekelompok kecil orang. Sebagian orang-orang besar di Amerika, di dunia
perdagangan dan manufaktur, sedang takut akan sesuatu. Mereka tahu ada sebuah
kekuatan yang begitu terorganisir, begitu tak terlihat, begitu rumit, yang mana
mereka sebaiknya tidak bicara terlalu keras kalau ingin mengutukinya.”
1917 :
Jacob Schiff menghabiskan 20 juta dolar untuk membiayai Revolusi Rusia.
Keluarga bankir ini masih belum memaafkan Tsar Rusia karena dua dosa besar yang
dia lakukan, tidak mengizinkan pendirian bank sentral di Rusia dan dukungan
Tsar kepada Lincoln saat perang sipil.
Secara
umum orang mempercayai bahwa Komunisme adalah kebalikan dari Kapitalisme, jadi
mengapa para kapitalis mendukungnya? (Revolusi Rusia) Menurut Gary Allen,
seorang peneliti,
“Kalau
Anda mengerti bahwa sosialisme bukanlah program bagi-bagi kekayaan, melainkan
sebuah metode untuk mengkonsolidasikan kekayaan, maka paradox mengapa
orang-orang super kaya mempromosikan sosialisme tidak lagi sebuah paradox.
Sebaliknya itu benar-benar masuk akal. Komunisme, atau lebih tepatnya
sosialisme, bukanlah pergerakan yang dimulai oleh kalangan kelas bawah,
melainkan oleh kaum elit ekonomi.”
1919 :
Bulan Januari Konferensi Perdamaian Paris dimulai paska Perang Dunia I. Para
bankir menempatkan Pemerintahan Dunia (World Government) sebagai agenda utama
mereka. Paul Warburg dan Bernard Baruch menghadiri bersama Presiden Wilson.
Sayangnya, dunia belum siap dengan gagasan penghilangan batas negara, jadi
rencana mereka untuk sementara gagal.
Rencana
Pemerintahan Dunia ini disebut dengan Liga Bangsa-Bangsa. Walaupun ada negara
yang menerimanya, Konggres Amerika menolaknya. Tanpa dukungan dan persetujuan
dari Departemen Keuangan, para bankir gagal mendirikan Liga Bangsa-Bangsa.
1920 :
Warren Harding terpilih sebagai Presiden Amerika. Ini adalah awal dari dekade
“roaring twenties,” (masa booming bursa saham). Walaupun terpuruk dalam hutang
akibat Perang Dunia I dan mengumpulkan hutang 10 kali lebih banyak dibandingkan
saat perang sipil, perekonomian Amerika tumbuh dengan pesat. Selain itu, emas
mengalir masuk selama perang dan berlanjut selama 1920-an.
Alasan
pertumbuhan ini adalah Presiden Harding mengurangi pajak domestik, dan
meningkatkan tarif import ke tingkat sangat tinggi.
1921 :
Penemu bola lampu, Thomas Alfa Edison, mengkritik Federal Reserve dalam sebuah
artikel di harian New York Times pada 6 Desember,
“Bila
sebuah negara bisa menerbitkan surat hutang, maka dia juga bisa menerbitkan
mata uang. Elemen yang membuat sebuah surat hutang baik, juga akan membuat mata
uangnya baik… Benar-benar gila mengatakan sebuah negara bisa menerbitkan 30
juta dolar surat hutang tetapi tidak boleh menerbitkan 30 juta dolar mata uang.
Dua-duanya adalah janji untuk membayar, tetapi yang satu menguntungkan si
pemberi riba, satunya lagi menguntungkan rakyat banyak.”
1922 :
Kutipan Presiden Theodore Roosevelt yang meninggal tahun 1919 muncul di harian
New York Times tanggal 27 Maret,
“Para
bankir Internasional dan Standard Oil Rockefeller mengendalikan mayoritas surat
kabar dan mereka mengusir para pegawai yang menolak bersekongkol untuk menutupi
korupsi dan kekuatan tak terlihat mereka di pemerintahan.”
Menurut
Walikota New York, John Hylan,
“Penguasa
sebenarnya dari Republik ini adalah Standard Oil Rockefeller bersama sekelompok
kecil bankir internasional. Kelompok ini menjalankan pemerintahan Amerika demi
kepentingan pribadi mereka. Mereka mengontrol kedua belah partai politik,
menulis platform politik, dan menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin…
Mereka mengontrol mayoritas surat kabar dan majalah di negeri ini.”
1923 :
Presiden Warren Harding mati secara misterius. Penyebabnya mungkin keracunan
maupun stroke, tetapi jenasahnya tidak pernah diotopsi. Wapres Calvin Coolidge
menggantikannya dan melanjutkan kebijakan penurunan pajak dan peningkatan tarif
import.
Kebijakan
mereka berhasil mengurangi beban hutang pemerintah Federal selama Perang Dunia
I sebesar 38% menjadi tinggal 16 milyar dolar. Sejak saat itu Federal Reserve
mulai membanjiri perekonomian dengan kredit murah, suplai uang tumbuh 62%.
1924 :
Menjelang kematiannya, Woodrow Wilson berkata, “Saya secara tak sengaja telah
menghancurkan negaraku.”
1927 :
Bulan Juli, Gubernur Bank of England Montagu Norman, Benjamin Strong dari
Federal Reserve, dan Dr. Hjalmar Scharcht dari Reichsbank (Jerman) mengadakan
pertemuan. Montagu Norman ingin agar emas Inggris yang mengalir ke Amerika
selama Perang Dunia I dikembalikan ke Inggris.
1929 :
Bulan April, Paul Warburg mengirimkan peringatan ke kroni-kroninya bahwa
depresi sudah direncanakan pada akhir tahun ini. Para pemain raksasa Wall
Street seperti John D. Rockefeller, J.P. Morgan, Joseph Kennedy, Bernard
Baruch, dll keluar sama sekali dari bursa saham dan menyimpan uang mereka dalam
bentuk uang tunai maupun emas.
Bulan
Agustus, Federal Reserve mulai memperketat suplai uang. Pada 24 Oktober bankir
besar New York memanggil kembali piutang 24 jam mereka. Artinya broker saham
dan pelanggan mereka harus menjual saham mereka untuk menutupi hutang mereka,
tak peduli berapun harga saham saat itu.
Bursa
saham crash pada hari itu (The Black Thursday).
Federal
Reserve mengklaim mereka akan melindungi negara dari depresi dan inflasi, namun
mereka terus mengurangi suplai uang. Antara 1929 sampai 1933, mereka mengurangi
suplai uang sebesar 33%.
Dalam
beberapa minggu sejak crash, 3 milyar dolar kekayaan menguap. Dalam waktu satu
tahun, 40 milyar dolar menghilang. Tentu saja, uang ini tidak benar-benar
hilang, dia cuma berpindah tangan ke sekelompok kecil orang, seperti yang sudah
mereka rencanakan. Sebagai contoh Joseph Kennedy (Bapak dari John F. Kennedy),
pada tahun 1929 kekayaannya adalah 4 juta dolar. Pada tahun 1935, kekayaannya
sudah mencapai lebih dari 100 juta dolar.
Para
bankir dan kroni-kroninya yang sebelumnya sudah membeli emas sebelum crash
mengirimkan emas tersebut ke London. Artinya uang kerugian dari kebanyakan
rakyat Amerika tidak menghilang, uang tersebut cuma berpindah tangan.
Uang
tersebut kemudian digunakan di negara lainnya, terutama lebih dari 30 milyar
dolar untuk membangun kembali Jerman atas kehancuran yang terjadi pada masa
Perang Dunia I dan untuk mempersiapkan Perang Dunia II. Menurut Louis McFadden,
Ketua dari House Banking & Currency Committee antara tahun 1920 – 1931,
“Pasca
Perang Dunia I, Jerman jatuh ke tangan Bankir Internasional. Bankir tersebut
membeli dan mengontrol industri, tanah, hasil produksi, dan fasilitas publik
lainnya. Mereka juga membiayai Adolf Hitler untuk mengancam pemerintahan
Bruening yang mulai membangkang.”
1930 :
Charles Dawes (agen dari Rothschild dan Wakil Presiden pada masa kepresidenan
Calvin Coolidge antara 1925-1929), Owen Young (agen Rothschild, pendiri RCA dan
Komisar General Electric antara 1922-1939), dan Hjalmar Schacht (Presiden
Reichsbank) mendirikan Bank for International Settlements (BIS).
BIS
adalah “bank sentralnya bank sentral.” IMF dan World Bank bertransaksi dengan
pemerintah, sedangkan BIS hanya bertransaksi dengan bank sentral. Semua
pertemuan dilakukan secara tertutup dan melibatkan bank sentral utama dari
seluruh dunia. Misalnya mantan Gubernur Federal Reserve, Alan Greenspan, akan
pergi ke kantor pusat BIS di Basel, Swiss, 10 kali per tahun untuk
menyelenggarakan pertemuan pribadi.
BIS
memiliki kekuasaan besar dan kebal dari kendali pemerintah. Kekebalan mereka
antara lain:
1. Kekebalan diplomatik bagi anggota dan barang yang mereka bawa.
2. Tidak ada pajak kepada mereka, termasuk gaji.
3. Penjagaan selevel kedutaan bagi gedung dan kantor BIS di seluruh dunia, termasuk Cina dan Meksiko.
4. Tidak diperkenankan untuk diselidiki oleh pemerintah.
5. Bebas dari semua restriksi imigrasi.
6. Bebas untuk menyimpan semua jenis komunikasi.
7. Bebas dari semua yurisdikasi legal, mereka bahkan memiliki pasukan kepolisian sendiri.
1. Kekebalan diplomatik bagi anggota dan barang yang mereka bawa.
2. Tidak ada pajak kepada mereka, termasuk gaji.
3. Penjagaan selevel kedutaan bagi gedung dan kantor BIS di seluruh dunia, termasuk Cina dan Meksiko.
4. Tidak diperkenankan untuk diselidiki oleh pemerintah.
5. Bebas dari semua restriksi imigrasi.
6. Bebas untuk menyimpan semua jenis komunikasi.
7. Bebas dari semua yurisdikasi legal, mereka bahkan memiliki pasukan kepolisian sendiri.
Dewan
Gubernur BIS, hanya lima yang dipilih, sisanya adalah anggota permanen, yaitu:
• Nout H E M Wellink, Amsterdam (Chairman of the Board of Directors)
• Hans Tietmeyer, Frankfurt am Main (Vice-Chairman)
• Axel Weber, Frankfurt am Main
• Vincenzo Desario, Rome
• Antonio Fazio, Rome
• David Dodge, Ottawa
• Toshihiko Fukui, Tokyo
• Timothy F Geithner, New York
• Alan Greenspan, Washington
• Lord George, London
• Hervé Hannoun, Paris
• Christian Noyer, Paris
• Lars Heikensten, Stockholm
• Mervyn King, London
• Guy Quaden, Brussels
• Jean-Pierre Roth, Zürich
• Alfons Vicomte Verplaetse, Brussels
• Nout H E M Wellink, Amsterdam (Chairman of the Board of Directors)
• Hans Tietmeyer, Frankfurt am Main (Vice-Chairman)
• Axel Weber, Frankfurt am Main
• Vincenzo Desario, Rome
• Antonio Fazio, Rome
• David Dodge, Ottawa
• Toshihiko Fukui, Tokyo
• Timothy F Geithner, New York
• Alan Greenspan, Washington
• Lord George, London
• Hervé Hannoun, Paris
• Christian Noyer, Paris
• Lars Heikensten, Stockholm
• Mervyn King, London
• Guy Quaden, Brussels
• Jean-Pierre Roth, Zürich
• Alfons Vicomte Verplaetse, Brussels
Profesor
dari Georgetown dan sejarahwan, Carrol Quigley, dalam buku yang dia tulis pada
tahun 1975, Tragedy And Hope, mengatakan,
“Kekuatan
dari kapitalisme finansial memiliki sebuah rencana yang lebih jauh, yaitu
menciptakan sebuah sistem finansial dunia yang dikendalikan oleh tangan swasta
yang mana orang-orang ini juga dapat mendominasi sistem politik dan ekonomi
dari setiap negara secara keseluruhan. Sistem ini akan dikendalikan dengan
model feodal oleh bank sentral di seluruh dunia yang menjalankan rencana ini
secara bersama-sama.”
Puncak
dari sistem ini adalah Bank for International Settlement di Basel, Swiss (tuan
rumah konggres pertama Zionist Dunia, dipimpin oleh Theodor Herzl tahun 1897),
sebuah bank swasta yang dimiliki dan dikendalikan oleh para bank sentral yang
juga adalah perusahaan swasta.
“Setiap
bank sentral… berencana untuk mendominasi pemerintahannya lewat kemampuannya
untuk mengendalikan pinjaman, memanipulasi nilai tukar, mempengaruhi tingkat
aktivitas perekonomian, dan mempengaruhi para politisi kooperatif dengan
memberikan imbalan ekonomi di dunia bisnis.”
Sebagian
Senator yang dipimpin Henry Cabot Lodge berjuang untuk menghalangi Amerika
terlibat di Bank Sentral Dunia ini. Pada akhirnya Federal Reserve tetap
mengirimkan anggotanya dalam pertemuan di Swiss, sampai tahun 1994 baru Amerika
secara resmi menjadi anggotanya.
1932 :
Louis McFadden mengatakan,
“Di
negara ini kita memiliki sebuah institusi paling korup yang pernah ada di
dunia. Yang saya maksudkan adalah Federal Reserve… Institusi iblis ini telah
memiskinkan rakyat Amerika dan membangkrutkan pemerintah. “
1933 :
Presiden Franklin D. Roosevelt memerintahkan penyitaan emas rakyat Amerika,
kecuali untuk koin emas koleksi. Rakyat diberikan pilihan, menyerahkan koin
emas mereka, dengan dibayar harga resmi $20,66 per ounce, atau membayar denda
$10.000 dan dipenjara 10 tahun.
Kebijakan
penyitaan ini sedemikian tidak popular, dan penggagasnya bahkan tidak pernah
diumumkan. Tak seorangpun anggota Konggres yang mengaku menulisnya. Roosevelt
pun membantah dia yang menulisnya. Sekretaris Keuangan William Woodin,
mengklaim tidak pernah menggagas kebijakan ini, dan hanya berkata, “Itu adalah
apa yang diinginkan para pakar.”
1934 :
Pada 20 Juni, mantan Perdana Menteri Inggris David Lloyd berkata “Inggris
adalah budak dari kekuatan finansial internasional.”
1935 :
Harga ofisial emas dinaikkan menjadi $35 per ounce. Namun mulai sekarang hanya
pemerintahan luar negeri yang boleh menukarkan dolar dengan emas. Dari mana
harga emas ditentukan di dunia? Sejak 1919, tempatnya adalah di kantor bank
N.M. Rothschild & Sons di London, pada jam 11 pagi setiap hari.
Warburg
dan kawan-kawannya, yang membeli emas di harga $20,66 sebelum bursa saham
crash, sekarang mengirimkan emas kembali ke Amerika dengan harga $35. Para
pedagang uang memiliki sebuah pepatah emas,
“Siapa
yang memiliki emas, dialah yang membuat aturan.”
Presiden
Roosevelt memerintahkan pendirian sebuah gedung untuk penyimpanan emas hasil
sitaan pemerintah, tempatnya disebut dengan Fort Knox.
1936 :
Tanggal 3 Oktober, Louis McFadden mati diracun. Ini adalah percobaan pembunuhan
ketiga kepadanya. Dua kali sebelumnya adalah racun dan tembakan, namun gagal
membunuhnya.
1938 :
Sejak Federal Reserve mengontrol ekonomi Amerika sejak 25 tahun lalu, dengan
dalih menciptakan kestabilan moneter, mereka sudah menyebabkan tiga siklus
kejatuhan ekonomi termasuk masa Depresi Besar (the Great Depression). Ekonom
pemenang hadiah Nobel Milton Friedman berkata,
“Persediaan
uang, harga barang dan hasil produksi menjadi lebih tidak stabil sejak Federal
Reserve didirikan. Masa-masa paling sulit tentu saja, adalah 1920-21, 1929-33,
dan 1937-38. Tidak ada 20 tahun lainnya di sejarah Amerika yang terdapat 3
petaka ekonomi sebesar ini. Tidak ada depresi yang pernah terjadi di negara
manapun yang tidak diikuti oleh pengurangan suplai uang, dan tidak ada
pengurangan suplai uang yang tidak diikuti oleh depresi.”
1941 :
Sir Josiah Stamp, Direktur Bank of England tahun 1928-1941, mengatakan hal
tersebut tentang perbankan,
“Sistem
perbankan modern menciptakan uang tanpa modal. Proses ini kemungkinan adalah
ciptaan paling luar biasa yang pernah ditemukan. Perbankan dilahirkan dalam
ketidaksetaraan dan dosa. Bankir memiliki dunia. Anda bisa mengambil apapun
dari mereka, tetapi biarkan hak untuk menciptakan uang di tangan mereka, maka
dengan sebatang pena mereka akan menciptakan cukup uang untuk membeli semuanya
kembali… Ambillah kekuasaan besar ini dari tangan mereka maka semua kekayaan
besar seperti yang saya miliki akan lenyap, dan akan ada sebuah dunia yang
lebih baik untuk hidup. Tetapi bila Anda ingin terus menjadi budak dari bank
dan membayar harga dari perbudakan, biarkanlah para bankir terus menciptakan
uang dan mengontrol kredit.”
1944 :
Pendapatan Amerika saat ini sebesar 183 milyar dolar, namun 103 milyar dolar
dibelanjakan untuk Perang Dunia II. Angka ini adalah 30 kali lipat belanja saat
Perang Dunia I. Pembayar pajak Amerika bahkan menanggung 55% dari total belanja
sekutunya dalam perang.
Di
Bretton Woods, New Hampshire, International Monetary Fund (IMF) dan
International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) (yang kemudian
berganti nama menjadi World Bank tahun 1975) didirikan. Amerika berpartisipasi
penuh di dalamnya.
Arsitek
dari sistem Bretton Woods, dan juga IMF, adalah Harry Dexter White dan John
Maynard Keynes. Harry yang meninggal kemudian tahun 1946, terindentifikasi
sebagai seorang mata-mata Rusia dengan nama samaran “Jurist” pada tanggal 16
Oktober 1950 di memo FBI. Sedangkan John Maynard Keynes sendiri adalah seorang
warga Negara Inggris.
Apa
yang dirancang kedua orang ini pada dasarnya adalah sama dengan National
Banking Act tahun 1864 dan Federal Reserve Act tahun 1913, cuma sekarang
dilakukan pada skala yang lebih besar. Mereka menciptakan sebuah kartel
perbankan yang berisi para bank sentral dunia (yang dikuasai oleh swasta), yang
secara perlahan mendikte kebijakan kredit dari negara-negara anggotanya.
Bila
Federal Reserve menciptakan mata uang Federal Reserve Notes, IMF menciptakan
mata uang dunia yang mereka sebut Special Drawing Rights (SDR). Negara-negara
anggotanya secara perlahan dipaksa menerima mata uang mereka untuk
dikonversikan ke SDR.
IMF
dikontrol oleh Dewan Gubernur, yang merupakan kepala dari bank sentral ataupun
kepala dari departemen keuangan yang didominasi oleh bank sentral. Kekuatan
suara di IMF pada dasarnya ada di tangan Federal Reserve (Amerika) dan Bank of
England (Inggris).
1945 :
“Liga Bangsa-Bangsa”, yang sekarang disebut sebagai “Perserikatan
Bangsa-Bangsa” (United Nations) didirikan. Perang Dunia II berhasil memberikan
kelelahan fisik, emosional, dan mental kepada berbagai negara paska perang.
Cetak biru untuk menciptakan Pemerintahan Dunia seperti yang diinginkan bankir
mulai terbentuk.
1946:
Bank of England dinasionalisasikan. Kelihatannya memang merupakan langkah
raksasa, tetapi kenyataannya sama sekali tidak berbeda dengan sebelumnya.
Pemerintah memang menguasai saham dari Bank of England, tetapi mereka tidak
mempunyai uang untuk membayar sahamnya. Jadi para pemegang saham tidak
mendapatkan uang dari pemerintah Inggris, dan sebagai gantinya mereka
mendapatkan surat hutang dari pemerintah. Keuntungan dari operasional bank ini
akan digunakan untuk membayar bunga dari surat hutang ini.
Jadi,
walaupun Bank of England sekarang dimiliki pemerintah, kenyataannya suplai uang
Inggris masih ada di kendali pihak swasta, 97% dalam bentuk pinjaman yang
dibebani bunga, yang diciptakan bank komersial swasta.
Hasilnya,
bank ini masih dikendalikan dan dijalankan oleh orang-orang dunia perbankan
komersial. Anggota dari Dewan Direktur, yang membuat dan menjalankan kebijakan,
semuanya berasal dari dunia perbankan, asuransi, ekonom, dan korporat besar.
Walaupun
Bank of England disebut sebagai Bank Sentral, dia pada dasarnya adalah badan
yang meregulasi dan mendukung sistem yang sudah ada. Kadang-kadang mereka
disebut sebagai “pemberi pinjaman terakhir” (lender of the last resort), yang
mana salah satu tugasnya adalah memberikan dukungan dana bila ada bank atau
institusi finansial yang berada dalam kesulitan dan dana mereka dirush.
1950 :
Semua negara yang terlibat dalam Perang Dunia II melipatgandakan hutang mereka.
Antara 1940 dan 1950, hutang pemerintahan federal Amerika naik dari 43 milyar
dolar menjadi 257 milyar (naik 598%). Hutang Jepang naik 1348%, hutang Perancis
naik 583%, dan hutang Kanada naik 417%.
James
Paul Warburg di depan Senat tanggal 7 Febuari mengatakan “Kita akan memiliki
Pemerintahan Dunia, tidak masalah Anda suka atau tidak. Satu-satunya pertanyaan
adalah apakah Pemerintahan Dunia ini akan dicapai lewat penaklukkan atau
persetujuan.”
Ini adalah saat para bankir membuat perencanaan pemerintahan global berisi tiga
langkah untuk melakukan sentralisasi sistem ekonomi di seluruh dunia. Ketiga langkah
ini adalah:
1. Bank Sentral mendominasi ekonomi setiap negara di seluruh dunia.
2. Sentralisasi ekonomi regional seperti Perserikatan Eropa (European Union) dan persekutuan dagang Amerika Utara (NAFTA).
3. Sentralisasi ekonomi dunia melalui Bank Sentral Dunia, sebuah mata uang dunia, dan mengakhiri kemerdekaan nasional lewat penghilangan semua tarif semacam GATT.
1. Bank Sentral mendominasi ekonomi setiap negara di seluruh dunia.
2. Sentralisasi ekonomi regional seperti Perserikatan Eropa (European Union) dan persekutuan dagang Amerika Utara (NAFTA).
3. Sentralisasi ekonomi dunia melalui Bank Sentral Dunia, sebuah mata uang dunia, dan mengakhiri kemerdekaan nasional lewat penghilangan semua tarif semacam GATT.
1953 :
Presiden Eisenhower memerintahkan audit atas Fort Knox. Fort Knox memiliki
lebih dari 700 juta ounce emas, 70% cadangan emas dunia. Walaupun menurut hukum
federal setiap tahun harus diadakan audit terhadap Fort Knox, tetapi itu adalah
terakhir kalinya Fort Knox diaudit.
1963 :
Presiden John F. Kennedy menandatangani Executive Order No. 11110 yang
mengembalikan kekuasaan mencetak uang kepada pemerintah, tanpa melalui Federal
Reserve. Order ini memberikan hak kepada Departemen Keuangan untuk menerbitkan
sertifikat perak atas semua koin perak, ataupun dolar perak yang ada di
Departemen Keuangan. Artinya untuk setiap ounce perak yang dimiliki pemerintah
Amerika, pemerintah bisa menerbitkan mata uang baru tanpa beban hutang untuk
diedarkan.
22
November 1963 Kennedy mati ditembak.
1969 :
Konggres menyetujui hukum yang mengizinkan Federal Reserve menerima SDR dari
IMF sebagai cadangan uang Amerika dan boleh menerbitkan Federal Reserve Note
untuk ditukarkan dengan SDR.
1971 :
Semua emas murni secara diam-diam dipindahkan dari Fort Knox, dijual kepada
bankir internasional dengan harga $35 per ounce, dipercaya emas ini disimpan di
London. Presiden Nixon mencabut standar emas dolar Amerika (dolar tidak lagi
dibacking oleh emas) dan membatalkan peraturan anti kepemilikan emas dari era
Roosevelt. Jadi mulai sekarang rakyat Amerika boleh memiliki emas kembali.
Hasilnya harga emas meroket. Dalam waktu 9 tahun, sampai 1980, emas naik
menjadi $880 per ounce, 25 kali lipat harga jual Fort Knox kepada para bankir
internasional.
1974 :
Sebuah penerbit New York mengklaim keluarga Rockefeller memanipulasi Federal
Reserve agar menjual emas Fort Knox dengan harga murah kepada spekulator Eropa.
3 hari setelah berita ini diterbitkan, sang pembocor informasi, sekretaris dari
Nelson Rockefeller, Louise Auchincloss Boyer, secara misterius mati karena
jatuh dari jendela apartemennya dari lantai 10 di New York.
1975 :
Edith Roosevelt, cucu dari Theodore Roosevelt mempertanyakan mengapa pemerintah
tidak melakukan apapun untuk mengklarifikasi masalah kehilangan emas di Fort
Knox. Pemerintahan Amerika bersikukuh tidak akan melakukan audit emas yang
masih ada di Fort Knox.
1981 :
Presiden Ronald Reagan mulai menjabat, teman-teman konservatifnya menyarankan
untuk kembali ke sistem moneter standar emas, untuk mengendalikan belanja
pemerintah. Reagan menunjuk sebuah grup yang dia sebut “Gold Comission” untuk
melakukan studi terhadap masalah ini dan melaporkan kembali kepada Konggres.
1982 :
“Gold Comission” melaporkan hal sebagai berikut,
“Departemen
Keuangan Amerika tidak memiliki emas lagi. Semua emas di Fort Knox dimiliki
oleh Federal Reserve, sebuah kelompok bankir swasta, sebagai jaminan atas
hutang Nasional Amerika.
1983 :
Pemerintah Ekuador, supaya bisa mendapatkan pinjaman 1,5 milyar dolar dari IMF,
mereka harus menalangi pinjaman swasta yang berhutang kepada bank-bank swasta.
Untuk memastikan Ekuador memiliki kemampuan untuk membayar kembali, IMF
mendikte kebijakan untuk menaikkan harga listrik dan utilitas lainnya. Saat
tindakan itu juga tidak menyelesaikan masalah, IMF menyuruh Ekuador memecat
120.000 tenaga kerja di instansi tersebut.
Ekuador
dipaksa melakukan hal-hal berikut oleh IMF, menaikkan harga gas sebesar 80%
sebelum November 2000, menjual kepemilikan sistem pengairan mereka ke operator
luar negeri, memberikan hak kepada British Petroleum (BP) untuk membangun dan
memiliki pipa minyak yang melewati Andes, dan menghilangkan lebih banyak
pekerja dan mengurangi gaji mereka sebesar 50%.
1987 :
Edmond de Rothschild mendirikan World Conservation Bank yang dirancang untuk
mentransfer hutang dari negara dunia ketiga (negara miskin) ke bank tersebut
dan sebagai gantinya negara dunia ketiga akan memberikan tanah mereka kepada
bank tersebut. Ini dimaksudkan agar Rothschild bisa mengontrol negara dunia
ketiga yang memiliki 30% luas tanah di bumi.
1988 :
Tiga cabang dari Bank Sentral Dunia (World Bank, BIS, dan IMF) melalui BIS mewajibkan
bankir dunia untuk menaikkan cadangan mereka menjadi 8% dari liabilitas pada
tahun 1992. Hal ini akan meningkatkan persyaratan modal di level atas dari
sistem fractional reserve lending.
Untuk
mengumpulkan uang ini, para bankir dunia harus menjual saham mereka yang
mengakibatkan kejatuhan bursa saham di dunia. Sebagai contoh di Jepang, salah
satu negara dengan modal cadangan paling rendah, nilai dari bursa saham mereka
jatuh 50% dan nilai dari real estate komersial mereka jatuh 60% hanya dalam waktu
2 tahun.
Maksud
dari gagasan ini adalah supaya IMF bisa menciptakan lebih banyak lagi SDR yang
tidak dibacking oleh apapun, dan supaya negara-negara miskin bisa meminjam
darinya. Negara-negara ini secara bertahap akan berada dalam kendali IMF
setelah mereka mulai kesulitan membayar beban bunga, dan harus meminjam lebih
banyak dan lebih banyak lagi. IMF kemudian bisa memilih negara mana yang boleh
meminjam dan negara mana yang akan kelaparan. Mereka bisa menggunakan kontrol
ini untuk mendapatkan aset-aset seperti utilitas sebagai pembayaran atas hutang
sampai suatu hari mereka memiliki negara tersebut
1991 :
Pada Konferensi Bilderberg tanggal 6-9 Juni di Baden-Baden, Jerman, David
Rockefeller mengucapkan hal ini,
“Kami
sangat berterima kasih kepada Washington Post, New York Times, majalah Time,
dan penerbit-penerbit besar lain yang Direkturnya telah menghadiri
pertemuan-pertemuan kami dan menepati janji mereka selama 40 tahun terakhir.
Akan menjadi hal yang mustahil bagi kita untuk mengembangkan rencana kami di
dunia, bila kita mendapatkan sorotan dari publik selama tahun-tahun ini.”
1992 :
Negara-negara debitur miskin yang berhutang pada World Bank, membayar 198 juta
dolar lebih banyak daripada yang mereka terima kepada bank sentral – bank
sentral negara maju. Pinjaman mereka cuma akan memberikan bantuan sesaat untuk
mengatasi kemiskinan yang disebabkan oleh pembayaran pinjaman sebelumnya.
Tahun
ini hutang luar negeri Afrika sudah mencapai 290 milyar dolar, dua setengah
kali lipat lebih banyak dibanding tahun 1980, yang menyebabkan terbengkalainya
sekolah, perumahan, tingkat kematian balita yang sangat tinggi, penurunan
kesehatan rakyat, dan pengangguran masal.
Boris
Yeltsin lewat Washington Post berkata “Dana bantuan dari luar negeri langsung
disedot kembali ke rekening bank-bank Barat hanya untuk melunasi hutang
sebelumnya.”
Tahun
ini rakyat Amerika membayar Federal Reserve bunga sebesar 286 milyar dolar,
uang yang dicetak oleh Federal Reserve tanpa modal.
1996 :
Pernahkah Anda berpikir mengapa produksi dunia tampak berpindah ke Cina? Dalam
sebuah laporan berjudul “Ekonomi Cina Menuju Abad 21”, prediksi pendapatan per
kapita Cina tahun 2010 adalah sebesar $735, hanya sedikit di atas definisi
negara pendapatan rendah versi World Bank.
1997 :
Empat hari setelah diangkat sebagai Perdana Menteri, Ketua Bendahara Inggris
Gordon Brown menegaskan kembali bahwa Bank of England bebas dari segala kontrol
politik pemerintah.
Dalam
bukunya “The Grand Chessboard”, Zbigniew Brzezinski mengungkapkan bahwa Jerman
adalah pemegang saham terbesar di World Bank. Kalau Anda masih ingat bahwa
keturunan Rothschildlah yang mengendalikan Jerman paska Perang Dunia I, tidak
sulit untuk menebak siapa yang mengendalikan World Bank sekarang.
1998 :
IMF memprakarsai penghilangan subsidi minyak dan bahan pangan untuk penduduk
miskin di Indonesia. Pada saat yang bersamaan juga menuntut pemerintah
menalangi hutang untuk para debitur yang gagal bayar untuk menyelamatkan
kroni-kroni bankir mereka.
Sebuah
dokumen yang bocor dari World Bank, “Master Plan for Brazil.” Isinya adalah 5
persyaratan untuk memastikan tenaga kerja publik yang fleksibel. Kelima
persyaratan itu adalah:
• Pengurangan gaji / tunjungan.
• Pengurangan pensiun.
• Peningkatan jam kerja.
• Pengurangan stabilitas pekerjaan.
• Pengurangan kesempatan kerja.
• Pengurangan gaji / tunjungan.
• Pengurangan pensiun.
• Peningkatan jam kerja.
• Pengurangan stabilitas pekerjaan.
• Pengurangan kesempatan kerja.
1999 :
Di Brazil, perusahaan listrik yang sudah diprivatisasi “Rio Light” menyebabkan
pemutusan listrik yang serius di Brazil. Setelah privatisasi Rio mengurangi 40%
tenaga kerjanya. Tidak masalah, untuk apa peduli, sebab harga sahamnya kemudian
naik 33%!
2000 :
IMF mengharuskan Argentina memotong defisit anggaran pemerintah dari $5,3
milyar menjadi $4,1 milyar setahun kemudian, 2001. Saat itu tingkat
pengangguran sudah mencapai 20% dari populasi. Tak lama kemudian mereka
meningkatkan taruhan dan menyarankan untuk menghilangkan defisit sama sekali.
Gagasan mereka adalah menyuruh pemerintah memotong program tenaga kerja darurat
dari $200 menjadi $160 per bulan untuk rakyat Argentina.
Mereka
juga meminta pengurangan gaji sebesar 12 – 15% dari semua pegawai negeri dan
memotong uang pensiun sebesar 13%. Desember 2001, kelas menengah Argentina yang
sudah muak mencari sisa makanan di jalanan mulai membakar kota Buenos Aires. Di
bulan Januari, pemerintah mendevaluasi mata uang Peso, menyapu bersih
kebanyakan daya beli tabungan rakyatnya. Kurang puas karena tidak bisa merampas
lebih banyak lagi, Presiden World Bank, James Wolfensohn dengan sedih berkata,
“Hampir semua utilitas sudah diprivatisasi…”
Bagaimana
mereka mengontrol kekacauan dalam populasi ini? Sebuah contoh, seorang supir
bus, umur 37 tahun dengan lima anak, kehilangan pekerjaan dari sebuah
perusahaan yang masih berhutang 9 bulan gaji kepadanya. Dalam sebuah
demonstrasi menentang ketidakadilan yang terjadi, polisi militer menembak mati
dia.
Di
Tanzania, hampir 1,3 juta penduduk meninggal karena AIDS. World Bank dan IMF
memutuskan bahwa pemerintah harus merubah kebijakan rumah sakit gratis dan
sekolah gratis bagi rakyat mereka. Kemudian mereka menyatakan terkejut
pendaftaran murid baru turun menjadi 66%.
IMF dan
World Bank sudah menata ekonomi Tanzania sejak 1985. Pada masa itu per kapita
Tanzania turun dari $309 menjadi $210, standar aksara turun dan tingkat
kemiskinan naik tajam di populasi. Saat 1985, Tanzania masih sebuah bangsa
sosialis. Juni 2000 World Bank dengan sombongnya mengatakan,
“Satu
warisan dari sosialisme adalah kebanyakan orang percaya negara memiliki peranan
fundamental untuk meningkatkan pembangunan dan menyediakan pelayanan sosial.”
Di
Bolivia, kerusuhan terjadi setelah World Bank meningkatkan secara drastis harga
air bersih. Menurut World Bank hal itu mutlak diperlukan untuk menyediakan uang
untuk perbaikan dan ekspansi. Ini omong kosong. Di Inggris, setelah Wessex Water
diprivatisasi (dibeli oleh Enron), kualitas air menurun dan harga terus
meningkat.
2001 :
Profesor Joseph Stiglitz, mantan Ketua Ekonom World Bank, dan mantan Ketua
Penasehat Bill Clinton, mengakui di publik “Empat Langkah Strategi” World Bank
untuk memperbudak negara demi keuntungan bankir.
Langkah
Satu : Privatisasi. Pemimpin nasional akan ditawarkan 10% komisi untuk menjual
aset-aset nasional. Uang akan disimpan dengan aman di rekening mereka di Swiss.
Langkah
Dua : Liberisasi Pasar Modal. Stiglitz menyebutnya siklus uang panas. Dana dari
luar negeri harus dibiarkan bebas masuk untuk berspekulasi di real estate dan
mata uang. Saat keadaan tampak menjanjikan, uang ditarik keluar untuk
menciptakan kekacauan ekonomi.
Negara
bersangkutan kemudian akan meminta bantuan dari IMF dan IMF kemudian
mensyaratkan untuk menaikkan suku bunga bank antara 30% sampai 80%. Ini terjadi
di Indonesia, Brazil, dan juga negara-negara Asia dan Latin lainnya. Suku bunga
tinggi ini menyebabkan kemiskinan bangsa, menurunkan nilai properti,
menghancurkan produksi industri dan mengeringkan tabungan nasional.
Langkah
Tiga : Penentuan Harga Pasar. Harga makanan, air, dan gas dinaikkan yang
menyebabkan keresahan sosial yang berujung ke kerusuhan. Ini dikenal dengan
istilah “kerusuhan IMF”. Kerusuhan akan menyebabkan pelarian modal dan
kebangkrutan pemerintah. Ini menguntungkan korporasi luar negeri karena
aset-aset negara tersebut sekarang bisa dibeli dengan harga amat murah.
Langkah
Empat : Perdagangan Bebas. Ini adalah tahap di mana korporasi internasional
akan memasuki pasar Asia, Latin Amerika, dan Afrika pada saat mereka sendiri
tetap mengenakan tarif masuk bagi produk agrikultur negara dunia ketiga. Mereka
mengenakan harga yang sangat tinggi untuk obat bermerek dan menyebabkan tingkat
kematian dan penyakit yang sangat tinggi.
Akan
ada banyak orang yang kalah dalam sistem ini, dan sangat sedikit pemenang, para
bankir. Sesungguhnya penjualan utilitas seperti listrik, air, telepon, dan gas
adalah prasyarat untuk mendapatkan pinjaman oleh negara berkembang. Aset-aset
ini diperkirakan senilai 4 trilyun dolar.
Bulan
September, Stiglitz diberikan hadiah Nobel bidang ekonomi.
2002 :
Pada tanggal 12 April semua surat kabar utama Amerika menulis cerita bahwa
Presiden Hugo Chavez mengundurkan diri karena “tidak popular dan diktator.”
Kenyataannya dia diculik dalam kudeta. Namun karena mendapatkan simpati dari
tentara, kudeta tersebut gagal dan dia kembali ke kantor besok harinya.
Menariknya dia memiliki sebuah bukti video bahwa saat dia dikurung ada militer
Amerika di lokasi tersebut.
Chavez,
yang dibenci oleh media Barat, memberikan susu dan perumahan kepada orang
miskin, memberikan tanah tak terpakai dari perkebunan kepada orang-orang yang
tidak memiliki tanah. Dosa besar dia adalah meningkatkan pajak royalty atas
penemuan minyak baru, dari 16% menjadi 30%, yang menyebabkan keuntungan
ExxonMobil dan operator minyak internasional lainnya menurun.
Dia
juga memegang kendali penuh atas perusahaan minyak negara, PDVSA, yang
sebelumnya secara de facto juga dikendalikan para perusahaan minyak
internasional.
Chavez
juga menjadi Presiden dari OPEC (Organization of Petroleum Exporting
Countries). Bukannya mengikuti Strategi Empat Langkah versi World Bank, yang
menurunkan gaji pekerja demi keuntungan bankir, Chavez malahan meningkatkan
gaji minimum pekerja sebesar 20%. Salah seorang Menterinya, Miguel Bustamante
Madriz, yang menyadari bahaya yang sedang melanda mereka karena tidak mengikuti
apa yang dilakukan Argentina, mengatakan “Amerika tidak akan membiarkan kami
tetap berkuasa. Kami adalah perkecualian atas globalisasi versi mereka. Kalau
kami berhasil, kami akan menjadi contoh bagi semua orang di benua Amerika.”
2006 :
Amerika dan Inggris berperang di Afganistan dan Irak, dan merencanakan untuk
menginvasi Iran. Seperti yang saya katakan, generator terbesar hutang adalah
perang. Tindakan ini akan mendorong Amerika ke jurang kehancuran finansial
total.