Presiden
Chavez mengatakan AS "bermain Tuhan" dengan menguji perangkat yang
mampu menciptakan bencana jenis ekologi semacam itu, surat kabar Spanyol ABC mengutip pernyataannya.
Sebuah
gempa berkekuatan 7,0 mengguncang negara miskin itu pada 12 Januari dan
menewaskan sekitar 100.000 hingga 200.000 orang. Sementara Haiti
menanti bantuan dunia untuk kebutuhan dasar, para pejabat mengatakan
bahaya terbesar yang dihadapi korban selamat adalah luka-luka yang tidak
dirawat dan meningkatnya penyakit.
Setelah
gempa, permohonan bantuan kemanusiaan yang ditanggapi secara global.
Namun, bangsa itu berjuang dengan kekerasan dan penjarahan karena
bantuan yang masih belum cukup untuk puluhan ribu korban yang kehilangan
tempat tinggal dan luka-luka.
Chavez
mengatakan gempa bumi 'pembunuh' itu mengikuti adanya uji coba "senjata
gempa bumi" tak jauh dari lepas pantai Haiti. Dia tidak menguraikan
sumber klaimnya.
Chavez mengatakan ini "senjata gempa bumi" ini pada akhirnya akan digunakan terhadap Iran dan akan diambil alih oleh militer AS.
Para
pemimpin terang-terangan sebelumnya menuduh AS menduduki Haiti "di
bawah kedok bencana alam." Setidaknya 11.000 tentara AS telah dikirim ke
negara itu untuk memberikan keamanan bagi upaya distribusi bantuan.
Presiden Venezuela, Hugo Chavez, menuduh AS memanfaatkan gempa yang menyerang Haiti untuk menguasai negara tersebut.
Pada
hari Minggu (17 Januari 2010), dalam sebuah acara TV mingguan, Chavez
mengolok-olok pasukan militer AS yang dikirim ke Haiti sebagai "pasukan
yang dipersenjatai seperti tentara mau perang".
"Saya
baca bahwa 3000 tentara berdatangan, para marinir dipersenjatai seperti
tentara yang akan berperang. Disana, senjata tidak kurang-kurang. Ya
ampun. Dokter, obat-obatan, bahan bakar, rumah sakit di tanah lapang,
itulah yang seharusnya dikirim oleh AS," kata Chavez.
"Yang
paling penting, Anda tidak melihat mereka di jalanan. Apakah mereka
mengangkati mayat-mayat? ... Apakah mereka mencari korban yang terluka?
Anda tidak melihat semua itu. Saya belum melihat mereka. Dimana mereka?"
lanjut Chavez.
"Mereka menjajah Haiti secara terselubung", tandas Chavez.
Meski
berkomentar pedas, Chavez menyatakan bahwa ia tak bermaksud menyurutkan
upaya kemanusiaan yang diambil oleh AS. Ia hanya bermaksud
mempertanyakan apa perlunya mengirim sedemikian banyak pasukan.
Chavez
berjanji bahwa Venezuela akan mengirim bensin sebanyak yang diperlukan
untuk transportasi dan produksi listrik di Haiti. Caracas telah mengirim
beberapa pesawat beserta para dokter, bantuan, dan beberapa tentara ke
Haiti. Disamping itu, sebuah misi Rusia-Venezuela akan diberangkatkan ke
Haiti.
Apa sebenarnya HAARP itu.?
Media
Venezuela melaporkan bahwa gempa bumi itu "mungkin terkait dengan
proyek yang disebut HAARP, sebuah sistem yang dapat menghasilkan
perubahan iklim yang tak terduga dan keras."
Seperti
dimuat laman haarp.alaska.edu, HAARP adalah usaha ilmiah yang ditujukan
untuk mempelajari sifat dan perilaku ionosfer (lapisan teratas
atmosfer).
HAARP,
High Frequency Active Auroral Research Program, adalah studi berjalan
di Alaska diarahkan pada rekonfigurasi sifat-sifat ionosfer bumi untuk
meningkatkan kemampuan satelit komunikasi.
Mantan
Menteri Pertahanan AS William Cohen pada tahun 1997 menyatakan prihatin
terhadap negara-negara yang terlibat "dalam terorisme jenis ekologi
dimana mereka dapat mengubah iklim, merancang gempa bumi, gunung berapi dari jarak jauh melalui penggunaan gelombang elektromagnetik."
HAARP
telah dipenuhi dengan kontroversi sejak pertengahan 1990-an ketika
Negara bagian Rusia, Duma mengeluarkan siaran pers yang ditulis oleh
urusan pertahanan internasional dan masyarakat pada HAARP dan
ditandatangani oleh 90 deputi.
"Amerika
menciptakan senjata geofisika integral baru yang dapat mempengaruhi
medium dekat-Bumi dengan gelombang radio frekuensi tinggi ...
Signifikansi dari lompatan kualitatif ini dapat dibandingkan dengan
transisi dari baja dingin hingga senjata api, atau dari senjata
konvensional hingga senjata nuklir. Jenis senjata baru ini berbeda dari
tipe sebelumnya pada medium dekat-Bumi sekaligus menjadi objek dari
pengaruh langsung dan komponennya
Terutama, untuk meningkatkan sistem komunikasi dan sistem pengawasan, baik untuk kepentingan sipil maupun pertahanan.
Sebaliknya, ilmuwan, Rosalie Bertell, dalam laman Baltimore Chronicle, mengatakan HAARP seperti "raksasa pemanas'
yang dapat menyebabkan gangguan besar dalam ionosfer, menciptakan tidak
hanya lubang, tapi sayatan panjang di lapisan pelindung yang mencegah
radiasi mematikan.
Masih
dari teori konspirasi yang beredar, tak hanya AS, Rusia dan juga Uni
Eropa juga punya proyek serupa, yang punya kemampuan sama, bisa
mengakibatkan efek merusak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar